Kamis, 28 Oktober 2010

CINTA DIANTARA HUJAN

CINTA DIANTARA HUJAN

Setiap memasuki bulan Desember, hatiku selalu saja berdebar debar. Ini adalah hukum tak tertulis dalam hidupku yang harus kuyakini kebenarannya. Bertahun tahun perasaan itu selalu hadir setiap menjelang bulan Desember. Bukan karena aku sedang jatuh cinta atau sedang diburu oleh perasaan tak nyaman yang membuat hatiku berdebar debar. Tapi entah mengapa, bulan indah yang selalu diwarnai oleh hujan itu selalu membuatku bahagia. Mungkin juga ini disebabkan karena aku memang sangat menyukai hujan. Hujan itu membuat suasana jadi teduh dan alam nampak begitu romantis. Selalu demikian di bulan desember . Hujan benar-benar mewarnai hari.
Ini masih dibulan Juli, dan mengawali bulan Juli ini hatiku tiba tiba saja berdebar debar, sama debarnya dengan dibulan desember. Tapi kali ini bukan tanpa alasan aku merasakannya. Namun aku tak berani menduga bahwa perasaan yang kumiliki itu adalah jatuh cinta. Karena …… aku baru saja menemukannya. Ia adalah laki laki yang dulu pernah menganggapku tak ada. Tiba tiba saja ia datang dan sedikit mengusik hatiku kembali. Sebenarnya aku benci perasaan ini, aku merasa ini tak adil untukku. Disaat aku sama sekali tak pernah memikirkannya, tiba tiba saja ia datang semau maunya. Sore ini , pukul empat lebih, hujan seperti pantulan manik-manik kaca menderas yang turun dengan anggunnya. Aku memandang kearah jendela kaca kamarku, memperhatikan curahan air yang mengguyur serentak dari udara. Aku suka hujan, aku suka suasananya yang begitu kontemplatif. Kurasakan perasaan yang berbeda tatkala hujan. Ini memberiku inspirasi untuk menulis beberapa puisi. Bahkan melamunkan seseorang dalam suasana hujan kupikir cukup romantis juga, meski belum tentu seseorang yang kulamunkan itu juga sedang memikirkanku iantara hujan. Tak mengapa, meski terkadang keadaan memang ironis. Tapi aku tetap menyukai hujan. Dan hujan kali ini, tiba tiba ………. ternyata aku masih merindukannya.
Dulu saat hujan seperti ini, aku sering membawamu mengembara di alam pikiranku. Sambil menikmati suasana hujan yang romantis dan mendebarkan, aku sering menghadirkanmu dalam wujud fatamorgana. Aku sangat menginginkanmu. Meskipun tak pernah kau hiraukan aku, tak pernah sedikitpun hatiku berniat berpaling darimu. Sampai aku pernah mendapatkan gelar sebagai perempuan yang bodoh gara gara mencintaimu. Tapi, itu penilaian teman-temanku. Mereka tak tahu bahwa aku adalah pejuang cinta yang baik. Bukankah itu juga satu kelebihan tersendiri? Aku tetap mengharapkanmu. Sikapmu selalu hangat dan menggembirakan, simpel dan terkadang menggetarkan. Sayang, aku harus kecewa dengan kenyataan yang kau ungkapkan. Waktu itu kau adalah laki laki muda yang memiliki banyak keinginan. Mungkin kau kebingungan menentukan seperti apa perempuan yang akan mendampingimu nantinya. Tak sedikitpun hatimu berpaling untukku. Kau lebih memilih berpindah dari hati perempuan yang satu keperempuan lainnya. Dan yang lebih menyedihkan kau tak pernah memasukkan aku dalam jajaran perempuan yang mampu menarik hatimu itu. Aku hanya puas menjadi sahabat dekatmu. Hanya itu. Akhirnya aku memaksa hatiku untuk pergi dengan lara yang cukup perih. Apa kau tahu, berapa lama waktu yang aku gunakan untuk melupakanmu? Tak terlalu singkat, tapi tak juga memakan waktu yang lama. Hingga kau sama sekali tak pernah singah dalam pikiranku. Sama sekali tidak pernah!
Sampai beberapa hari yang lalu, saat aku sedang menunggu hujan reda didepan sebuah Mall. Aku menemukanmu kembali. Tanpa firasat. Tanpa rencana. Tak terduga sedikitpun. Aku tak tahu lagi perasaan macam apa yang aku miliki. Entah sedih, senang, kecewa atau apa? Karena aku tak pernah berpikir sedetikpun untuk sengaja menemukanmu. Sekarang setelah kita bertemu, kau kembali mencuri perasaanku terhadapmu yang telah bertahun tahun kusimpan dipalung hatiku yang paling dalam. Tak pernah terusik oleh berita apapun juga tentang dirimu. Bahkan telah diisi oleh beberapa kisah cinta kekasihku yang lain. Tapi sekarang kau memintaku dan menginginkanku. Mungkinkah itu? Derai hujan tak deras lagi, namun kesedihan itu masih menghantam ruang hatiku terdalam. Aku memang butuh seseorang. Kaukah orangnya? Entahlah, kau mungkin sudah berharap agar aku jadi seseorang yang ke empat atau kelima setelah kau kecewa dengan sekian perempuan yang masuk dalam hidupmu. Meski ini masih terlalu dini. Kita baru tiga kali berjumpa kembali setelah bertahun tahun kau hilang entah kemana. Namun sebenarnya untuk apa kita bertemu? Adakah makna dari pertemuan itu? Semudah itukah sekarang hatimu terpaut? Atau kau hanya ingin mengujiku? Menguji tentang perasaan lamaku terhadapmu. Aku tak berharap apa-apa darimu. Aku hanya ingin jadi kawanmu. Kawan biasa. Bukan kekasih. Meski aku juga ingin punya kekasih, sebagaimana perempuan kebanyakan. Seseorang yang membuatku jatuh cinta sungguhan. Seseorang yang mencintaiku apa adanya. Seseorang di mana aku bisa berbagi hidup dengannya. Berlebihankah keinginanku?
Diluar masih hujan. Aku kembali memandang rintiknya ke luar jendela kaca kamarku. Waktu telah berjalan begitu lama. Apa kau tahu? Aku telah berubah jauh dari yang kau bayangkan. Kau akan membutuhkan waktu untuk mengenaliku kembali. Seperti apa keadaanku, hatiku, dan juga seperti apa teman-teman dekatku. Mungkin memerlukan waktu yang cukup lama. Apakah kau pikir kita akan bertemu kembali dan bicara seolah olah kita sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta? Atau kaku karena kau tak lagi mengenalku? Lalu kau merasa sia-sia? Sekarang aku adalah diriku sendiri. Bukan perempuan bodoh yang hanya tahu tentang mencintaimu saja. Bukan itu! Bukan pula perpaduan dari semua perempuan mana yang pernah kau cintai dan pacari. Aku, mungkin juga bukan perempuan yang sedang kau cari. Tolong, kau pergi dan jangan ganggu hatiku kembali. Biarlah aku disini menikmati hujan, seperti hari hari yang lalu, masih penuh debar, meski bukan debaran cinta yang kurasakan terhadapmu. Dulu aku memang mencintaimu, dulu aku sangat mengharapkanmu. Tapi kini semuanya telah berbeda. Harusnya kau tahu, waktu tak akan pernah bisa menuntut kenangan yang telah berlalu.

Jakarta, 27 Juli 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk setiap komentar yang telah dikirimkan, apapun itu akan membuat aku menjadi lebih belajar lagi untuk menulis dan menulis!!!