Rabu, 03 November 2010

JANGAN PANGGIL AKU MERRY !!

Ini adalah kisah cintaku. Dulu aku pernah menjadi orang yang paling bahagia dibumi ini. Punya cerita cinta yang indah, kekasih yang setia serta semua hal yang indah indah dibumi ini pernah menjadi milikku. Merry adalah namaku, nama yang cukup indah, pemberian kedua orang tuaku. Nama Mery memiliki arti riang dan bahagia. Orang tuaku berharap dengan memberi nama itu, aku akan membawa keceriaan dan kebahagiaan bagi orang orang yang ada sekitarku. Cukup manis bukan? Tapi .......akhir akhir ini nama itu menjadi sangat aku benci. Ketika orang memanggil namaku, seperti ada rasa nyeri yang luar biasa menghantam dadaku. Kau tahu kenapa? Semua itu terjadi sejak Hermawan, kekasih yang paling aku cintai berpaling hati kepada wanita lain yang bernama sama denganku, Merry. Suatu kebetulan yang menyakitkan. Dan sejak itu pula aku langsung membenci namaku sendiri. Yah….mungkin aku harus melupakan namaku.
Disatu sisi namaku adalah Merry, namun disisi yang lain aku tidak ingin lagi mendengar nama Merry disebut sebut lagi . Sungguh sesuatu yang sangat rumit terjadi ketika ada seseorang yang memanggil namaku. Lalu apakah aku harus mengganti namaku?. Beberapa waktu ini aku sempat bergelut dengan perasaan luka yang berkepanjangan. Hanya karena Mery dan Mery!! Kejadian itu membuatku begitu membeci diriku sendiri. “Jangan panggil aku Merry!” pintaku kepada siapapun yang mengenalku. “ Lalu kami harus memanggilmu apa? Bukankah itu memang namamu?” Tanya mereka dengan sikap bingung mendengar permintaanku. “Terserah panggil apa saja , asal jangan Merry?” Harapku memohon. Kejadian itu membuatku ingin hidup dalam tubuh seseorang. Aku ingin menjadi orang lain, siapapun itu kecuali menjadi manusia bernama Mery. Aku tahu itu tidak mungkin. Itu adalah sebuah dusta yang berusaha aku buat untuk diriku sendiri. Dusta murahan yang membuat diriku menjadi bahan olok-olok didalam diriku sendiri. Suara hati nuraniku berperang melawan kenyataan yang sesungguhnya.
“ Merry aku telah mempertaruhkan segalanya!!Tetapi kenyataan hidup berkata lain. Aku tak sanggup lagi menggenggam janji kita. Orang tuaku tak pernah menyetujui hubungan kita. Telah sekian lama aku berpikir, mungkin aku memang tak ditakdirkan untuk memilikimu” Itulah ucapan Hermawan kepadaku disiang yang naas menurutku. Karena sejak itu langit tak pernah nampak biru dimataku. Hanya kalimat pendek, tapi setidaknya tak berbeda jauh dengan drama satu babak tentang penghianatan seorang kekasih. Tatkala cinta tak lagi mengisi salah satu dari dua hati. Hermawan telah ingkar janji, dan semudah itu ia mengucapkanya. Padahal hatiku begitu hancur menerima pernyataannya. Aku tertatih tatih mengumpulkan sisa sisa tenagaku untuk berusaha meneruskan hidup ini meski tanpa Hermawan. Namun belum sempat luka akibat dicampakkan oleh Hermawan itu sembuh, tiba tiba saja tanpa butuh waktu yang lama Hermawan telah mampu berpaling kepada wanita lain, wanita yang bernama sama denganku. Hermawan telah melukaiku dengan pilihannya. Ia menjadi laki laki yang tak setia setelah kami menjalin hubungan selama empat tahun. Aku tak kuasa. Aku telah menyerahkan diriku sepenuhnya , tapi tampaknya hanya separuh diri Hermawan yang ingin memilikiku. Aku seperti manusia bodoh yang kehilangan arah. Masa depankupun nampak menjadi samar samar. Semua karena perasaan cintaku yang terlanjur dalam terhadap Hermawan.
Perempuan bernama Merry lainnya itu adalah perempuan yang kebetulan aku kenal digerejaku. Ia tak sepenuhnya bersalah terhadap berpalingnya Hermawan. Namun aku begitu membencinya dengan seluruh hatiku. Apa boleh aku bertanya ” Bagaimana seandainya kau menjadi diriku? Apa yang harus kulakukan? Tolong beritahu aku, supaya aku bisa melepaskan diriku dari jerat cinta Hermawan ”. Mungkin pernah bersama Hermawan memang telah menjadi takdir hidupku. Hampir empat tahun aku dan Hermawan menjalin cinta. Kami memang berbeda, Hermawan terlahir dari keluarga yang kaya, sedangkan aku hanya terlahir dari keluarga yang biasa. Memang kami tak sepadan dalam hal materi, namun aku yakin jika cinta yang semula menurutku kuat itu pasti akan mampu menghadapi rintangan apapun juga termasuk harus berhadapan dengan orang tua Hermawan. Tak kusangka Hermawan akhirnya menyerah dan dengan cepat berpaling, padahal hatiku sangat kerasan tinggal dalam hidupnya.
Dulu pertemuanku dengan Hermawan memang sederhana, bahkan sangat sederhana. Pertemuan antara dua manusia yang tiba-tiba saling mendekat, tanpa kita pernah sadari bahwa pada akhirnya pertemuan itu bermuara pada sebuah kisah cinta. Dari sebuah rasa yang biasa, akhirnya bisa menjadi sebuah perasaan yang membuatku ketagihan. Seperti pertemuan dua telapak tangan yang sama, yang selama ini mungkin hanya hadir dalam cermin. Klop sudah! Dulu aku mensyukuri semuanya, seperti halnya mensyukuri pertemuanku dengan Hermawan. Namun sekarang semua telah berubah, ingin ku bunuh sosok Hermawan dalam tubuhku, entah bagaimanapun caranya. Aku tak yakin jika putaran waktu akan membuatku melupakannya, karena disetiap aliran darahku telah dipenuhi dengan sosok Hermawan.
Hari harikupun langsung dipenuhi dengan air mata. Namun sebanyak apapun air mataku keluar, itupun tak pernah cukup menghapus luka dihatiku. Hermawan tak mungkin menjadi milikku lagi. Ia telah pergi merajut mimpi barunya bersama dengan wanita bernama Merry. Dan akupun belum sama sekali ikhlas menerima keputusan Hermawan. Terlalu sulit mengubur semuanya setelah empat tahun kita bersama. Hermawan seolah membawa separuh jiwaku pergi, aku sudah tak utuh lagi. Ibarat kupu kupu, separo sayapku telah patah kini.
Hari itu diperpustakaan gereja aku bertemu dengan Merry , kekasih baru Hermawan. Hatiku masih saja terasa ngilu melihatnya, meskipun ini bukanlah pertemuan kami yang pertama. Aku tahu ” Hatiku terlalu cemburu melihatnya, bara dalam hatiku belum benar benar padam”. Tiba tiba dari arah belakang sebuah suara seperti memanggil namaku ”Merry!” . Suara itu sangat aku kenal, suara yang pernah begitu lekat dengan hatiku, itu suara Hermawan. Aku tahu panggilan itu tidak ditujukan untukku, tapi secara reflek kepalaku ikut menoleh juga. Seolah Hermawan memang sedang memanggilku. Namun belum sepenuhnya kepalaku menoleh, aku melihat Merry yang lain telah berjalan terlebih dahulu menghampiri Hermawan. Hermawan melihat kearahku dengan perasaan kikuk dan aku buru buru berlalu pergi dari hadapannya. Aku belum sanggup melihatnya berpaling, apalagi dengan wanita bernama sama denganku. Nama kebanggaanku, nama yang pernah dengan begitu mesra diucapkan oleh Hermawan saat memanggilku. Namun sekarang panggilan mesra untuk namaku telah diberikan kepada perempuan lain. Aku semakin membenci namaku sendiri. Apa kau paham dengan yang aku rasakan kawan? Semoga!! Jadi aku anjurkan jangan pernah panggil namaku ”Merry”!! Aku benci itu!!
Begitulah kisah cintaku. Dua belas purnama telah berlalu, namun perasaanku terhadap Hermawan tak juga hambar. Cinta itu masih bergelora. Antara cinta dan luka telah merobek dan mengiris iris hatiku. Diam diam masih sering kutangisi sosok Hermawan. Hingga pada akhirnya sebuah kesadaran menyentakkan hatiku. Aku membaca sebuah buku tentang kisah penghianatan cinta yang sangat memilukan. Bahkan lebih menyedihkan dari kisah cintaku sendiri. Diceritakan sepasang kekasih yang pada mulanya saling mencintai. Kemudian seiring waktu berlalu sang pria berkhianat. Rupanya ia tertarik dengan wanita yang lebih kaya dari pada kekasihnya. Ternyata pria itu memang memiliki watak yang kurang baik. Tidak cukup ia menghianati wanita itu, karena ketakutan perselingkuhannya terbongkar, iapun membuat skenario yang kejam untuk mengenyahkan wanita yang telah menjadi kekasihnya itu. Iapun dengan sengaja memasukkan semacam obat terlarang kedalam tas wanita tersebut, dan mengajak wanita itu berlibur kesebuah tempat, namun belum sempat mereka menikmati liburan, sang wanita tertangkap dibandara akibat ditemukan obat terlarang itu didalam tasnya. Tidak ada alibi, tidak ada saksi yang mampu menolong wanita tersebut dari jerat hukum. Pada akhirnya wanita itu harus menanggung akibat dari perbuatan yang tidak pernah dilakukannya. Ia dipenjara, dan laki laki penghianat itu memiliki alasan untuk memutuskannya. Tragis !! Kejamnya kekasih!. Setelah membaca cerita itu, akupun menangisi kebodohanku. Ternyata begitu banyak kisah kisah cinta yang lebih menyedihkan dibumi ini dibanding kisahku sendiri. Kisah itupun langsung menyadarkanku. Aku tak boleh bersedih lagi.
Kurun memang sering tak menentu, meski kadang datang dan pergi tak tentu arah. Begitu juga dengan hidup ini, selalu berjalan antara kejutan dan kenangan. Meski aku belum bisa melupakan Hermawan seutuhnya, namun aku telah bertekad membuat diriku sembuh dari luka cintanya. Tidak boleh lagi aku bersedih karena Hermawan. Aku harus menganggap Hermawan adalah laki laki yang tidak beruntung karena telah mencampakkan aku. Sedih?? Tidak! Aku tak boleh tersiksa dalam kesedihan. Aku harus berpikir bahwa justru dengan sedih itu aku bisa merasakan manisnya kehidupan. Aku harus bisa memaknai kesedihanku selama ini. Mungkin tak cuma air mata yang telah aku curahkan, melainkan juga seluruh luka hati yang telah Hermawan goreskan di tubuhku ini. Aku memang masih akan bertahan dengan potongan-potongan kenangan yang beberapa penggal telah mengabur seiring langkah Hermawan yang kian menjauh. Namun aku harus yakin bahwa akan ada cerita cinta indah lainnya yang akan menjadi milikku nantinya.
Malam tak dapat mepertahankan diri untuk tidak menjadi siang. Pada waktunya kelak siangpun akan dirampas oleh malam. Semua akan tergeser oleh waktu dan keadaan. Dan aku percaya , sayapku yang patah akan pulih bersama dengan waktu. Hingga aku mampu terbang kembali. Kemudian aku tak perlu lagi menyalahkan namaku, ataupun membencinya, karena itu adalah nama terindah yang pernah diberikan oleh kedua orang tuaku. Sekarang aku beritahu kalian ” Namaku adalah Merry dan aku sangat bangga dengan namaku” Jangan pernah ragu lagi, panggil aku ”Merry”!!!!

Jakarta, 19 September 2009, kutulis ini saat aku berulang tahun.........ternyata tak mudah juga menulis sebuah kisah cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk setiap komentar yang telah dikirimkan, apapun itu akan membuat aku menjadi lebih belajar lagi untuk menulis dan menulis!!!